Dalam pengertiannya yang sederhana, terapi energi bunga sesungguhnya
bukan hal luar biasa bagi kita. Setidaknya secara tradisional kita sudah
pernah melihat, atau mungkin melakukannya sendiri. Misalnya dengan
mandi bunga atau berendam dalam air bunga, seperti yang lazim dilakukan
oleh masyarakat Jawa. Kebiasaan minum air rendaman bunga yang telah
diinapkan semalam, dan membasuhkan sebagian di wajah, juga merupakan
terapi energi bunga secara tradisional.
Sampai sekarang masih sering
dilakukan ritual mandi bunga bagi calon pengantin Jawa. Untuk apa?
Mandi bunga dipercaya membantu membersihkan chakra-chakra dan menebalkan aura pada diri calon pengantin. Pembersihan dan penguatan aura ini
meningkatkan kebugaran psikis, yang akan berdampak terhadap kebugaran
fisik. Selain dari energinya, bunga segar memberikan aroma harum,
sehingga mandi bunga memberi manfaat sebagai terapi energi bunga dan
sekaligus terapi aroma bunga (aromaterapi). Tom Suhalim, seorang
praktisi energi bunga, menegaskan mandi bunga berkhasiat mengobati
seseorang dengan cara memperbaiki auranya. Hal ini menjadikan seseorang
'bersinar', penuh percaya diri, bahagia.
Ketika pada tahun 1 930-an seni penyembuhan menggunakan energi bunga ini digali dan dipopulerkan oleh ilmuwan Dr. Edward Bach, seorang patobakteriologis (ahli penyakit akibat bakteri), terapi energi bunga menjadi makin dikenal dan banyak diteliti. Dari hasil risetnya, Bach berhasil meracik 38 jenis formulasi energi bebungaan (tentu saja bunga-bunga negeri empat musim yang tumbuh di Barat) untuk menyembuhkan gangguan atau penyakit fisik maupun nonfisik. Racikan formulasi energi bebungaan ini dibuat dalam bentuk pil-pil mini.
Berkat jasa Bach, sejak saat itu pengobatan menggunakan energi bunga dikenal dengan sebutan Bach flower remedies, terapi menggunakan energi bebungaan menurut metode Bach. Kini pengetahuan orang terhadap pemanfaatan energi bunga untuk penyembuhan sudah semakin luas, dan penelitian pun sudah semakin banyak dilakukan. Karena itu, pengobatan menggunakan energi bunga tidak lagi menggunakan embel-embel nama Bach (Bach flower remedies), meskipun sebutan itu tidak hilang sama sekali. Kini sebutannya lebih umum, yakni terapi energi bunga (flower energy medicine).
Mandi Bunga: Kekuatan Energi dan Aroma
Selama berpuluh hingga
beratus tahun kita telah memanfaatkan energi yang terpancar dari
gelombang energi yang tak teramati secara kasat mata. Getaran energi
radio, sinar X, sinar infra merah, dan sinar ultra violet telah lama
dimanfaatkan dalam praktik pengobatan kedokteran modern. Hal ini
menyadarkan kita terhadap adanya fakta bahwa gelombang energi yang tak
kelihatan juga dapat digunakan untuk pengobatan. Cahaya, suara, dan
aroma kini banyak dimanfaatkan vibrasinya alias getaran energinya untuk
pengobatan. Dari sini kemudian lahir istilah pengobatan menggunakan
kekuatan energi (energy or vibrational medicine) salah satunya adalah
terapi energi bunga.
Terapi energi termasuk cara pengobatan paling murni
dan paling tua. Kekuatan energinya aman dan lembut, sehingga aman untuk
mengobati bayi hingga orang tua, perempuan maupun laki-laki. Kekuatan
energi tak kelihatan ini sulit dimanipulasi, tapi terpancar secara alami
dari aneka bunga, yang menjadikannya sarana yang sempurna untuk
pengobatan.
Dengan memanfaatkan bunga segar sebagai sarana
terapi, misalnya dengan mandi rendam dalam air bunga, kombinasi antara
energi yang dipancarkan dengan aromanya mampu menembus tubuh fisik
(physical body) dan sekaligus lapisan-lapisan tubuh nonfisik atau halus
(subtle bodies). Perbaikan terhadap tubuh nonfisik ini, menurut Tom,
dapat dideteksi menggunakan EAV (Electro Accu-pont Value). Dengan alat
ini kita dapat mengamati peningkatan energi positif pada titik-titik
meridian dalam tubuh kita. Bisa juga diperiksa menggunakan AVS (Aura
Video Station), yakni alat pemindai aura, guna melihat perubahan
kualitas aura kita.
Terapi energi bunga bekerja pada aspek
psikosomatik dari suatu penyakit. Energi positifnya akan menghapus
ketidakseimbangan energi yang memicu gejala-gejala penyakit yang kita
rasakan dalam tubuh kita. Dalam kasus pengobatan penyakit, frekuensi
gelombang positif dalam bunga membantu menyeimbangkan lingkungan dalam
tubuh secara terus-menerus. Itulah sebabnya mengapa terapi energi bunga
sangat efektif untuk mengatasi penyakit kronis, khususnya untuk kasus
di mana penyebabnya tak mudah dideteksi dan gejalanya muncul-hilang
muncul-hilang.
Beda dengan Aromaterapi
Selama ini kita lebih
mengenal aromaterapi sebagai terapi yang juga menggunakan bunga. Namun,
meski sama-sama memanfaatkan bunga sebagai bahan dasar untuk terapi,
terapi energi bunga dan terapi aroma (aromaterapi) tidaklah sama.
Aromaterapi, yang produknya sudah banyak kita kenal, dari lilin, minyak
pijat, hingga biang aroma, menggunakan minyak sari bunga atau sari
tumbuhan yang disuling dari bebungaan atau tetumbuhan tertentu. Terapi
energi bunga memanfaatkan sari bunga dengan cara mengambil energinya,
bukan inti aromanya. Beda lainnya, aromaterapi bisa berasal dari sari
tetumbuhan non-bunga, semisal serai, sedangkan terapi energi bunga
sepenuhnya menggunakan bunga.
Secara praktis, energi bunga dapat
diambil dengan bantuan sinar ultra violet dari sinar matahari.
Bunga-bunga dipilih yang tengah mekar sempurna. Setelah dipetik,
bunga-bunga ditaburkan di dalam wadah berisi air. Setelah dijemur
langsung selama beberapa jam di bawah matahari, energi bunga akan larut
ke dalam air. Biasanya butuh waktu sedikitnya 3 - 4 jam. Lebih baik lagi
jika menggunakan wadah kaca kristal, karena kristal memiliki kemampuan
tinggi melarutkan energi bunga ke dalam air. Nah, airyang telah
mengandung energi bunga inilah yang kita manfaatkan untuk pengobatan.
Tanpa menyertakan bunga-bunganya, airnya ditampung. Air mengandung
energi bunga ini kemudian ditempatkan dalam botol kaca bertutup yang
tidak tembus cahaya dan dijauhkan dari jangkauan sinar matahari, agar
energinya tidak rusak. Ada juga yang mencampurkan brandyatau alkohol ke
dalam airyang mengandung energi bunga tersebut, untuk "mengikat"
energinya. Sebagai sarana terapi, air bunga ini bisa digunakan
seperlunya saja. Bisa hanya beberapa tetes saja.
Menurut Tom, terapi energi
bunga dapat dimanfaatkan sebagai terapi utama (terapi tunggal untuk
mengatasi penyakit) atau terapi komplementer (terapi pendamping bersama
terapi lain). Untuk gangguan fisik, Tom menyarankan terapi energi bunga
dilakukan sebanyak 3 - 6 kali dalam sehari. Sedangkan untuk mengatasi
gangguan nonfisik, seperti gangguan emosi, terapi energi bunga cukup
dilakukan 1-3 kali dalam sehari.
Berdasarkan pengalamannya, Tom menyimpulkai penyembuhan gangguan fisik
dengan terapi energi bunga umumnya membutuhkan waktu lebih cepat
daripada gangguan nonfisik. Hanya saja, jika masalah kesehatan fisil
tersebut diakibatkan oleh gangguan nonfisik, misalnya penyakit fisik
yang muncul akibat gangguan emosional waktu penyembuhannya bisa lebih
lama.
Bisa untuk Obat Dalam Maupun Obat Luar
Terapi energi bunga dapat
dilakukan dengan dua cara, yakni diminum (oral) sebagai obat dalam dan
digunakan di luar tubuh, misalnya digunakan untuk mandi dan/atau
berendam. Air mengandung energi bunga yang bisa dibuat sendiri, bisa
dimanfaatkan sekaligus sebagai terapi luardalam, untuk diminum maupun
mandi-rendam. Untuk terapi oral, jika mau praktis kini telah tersedia
pil-pil mini mengandung energi bunga yang telah diformulasikan, sehingga khasiatnya sudah lebih terfokus.
Untuk mendapatkan pil tersebut, sebaiknya Anda menghubungi ahli terapi
energi bunga, agar kita mendapatkan pil yang tepat sesuai dengan
gangguan yang kita alami. Hanya saja, menurut Sumarsono Wuryadi, Reiki
Master dan penyembuh yang juga melayani terapi energi bunga dari Graha
Sanjiwani Jakarta, pil ini harganya tidak murah. Karena itu, Marsono sampai harus menjual pil tersebut secara satuan, agar pasien tak mampu
bisa mendapatkannya.
Kebiasaan mandi bunga, seperti yang lazim
dilakukan masyarakat Jawa guna mengatasi gangguan psikis, menurut Tom,
sebenarnya sudah cukup dapat menggantikan penggunaan pil, terutama untuk
mengatasi gangguan ringan sehari-hari. Cara kerjanya sama saja dengan
terapi energi bunga yang menggunakan pil yang mengandung energi bunga.
Tom mengatakan keduanya berkhasiat mengobati dengan cara memperbaiki
aura seseorang.
Perbedaannya, menurut Tom, terapi energi bunga
dengan minum pil, terutama dari jenis bebungaan tertentu, pengaruhnya
pada seseorang dapat mencapai tubuh lapis keempat (mental body) hingga
tubuh lapis ketujuh (spiritual body). Sementara dengan mandi bunga,
kekuatan energinya hanya mempengaruhi tubuh hingga lapis kedua saja
(emotional body). Walaupun demikian, Tom meyakinkan, terapi mandi bunga
ini pun sudah berkhasiat menyembuhkan, karena pada umumnya permasalahan
kita memang berada pada tubuh lapis kedua ini.
Agar hasilnya
memuaskan, Tom mengingatkan, sebelum digunakan untuk mandi-rendam,
rendam dulu bebungaan dalam air dan jemur di bawah sinar matahari
langsung. Berdasarkan pengalaman, Tom menyarankan sejumlah bunga lokal
yang bisa digunakan untuk terapi energi bunga dengan cara mandi bunga,
di antaranya mawar aneka warna, anggrek bulan, anggrek ungu -seperti
dendrobium ungu maupun katleya ungu-, teratai, lotus, lili, krisan.
Khasiat Energi Bunga, Bisa dari Warnanya
Kesehatan yang baik tercermin dari adanya keseimbangan vibrasi antarbagian di dalam tubuh kita, khususnya antara tubuh fisik, tubuh mental, dan tubuh spiritual kita. Tanda-tanda dari adanya keseimbangan tersebut adalah kesehatan fisik yang baik dan terjaga, adanya vitalitas, serta merasakan hidup yang membahagiakan.
Namun keseimbangan energi ini rawan dari gangguan yang datang baik dari luar tubuh kita -seperti polusi lingkungan- maupun dari dalam tubuh kita sendiri, misalnya pola makan yang buruk, gangguan tidur, pikiran negatif, tekanan emosional. Jika stres atau pikiran buruk terus-menerus kita pelihara, tubuh fisik kita akan terus mengalami kebocoran energi yang dikucurkan oleh tubuh nonfisik kita. Hal ini bisa kita rasakan akibatnya berupa perasaan lelah, pikiran tak menentu (moody), dan tertekan.
Khasiat Energi Bunga, Bisa dari Warnanya
Kesehatan yang baik tercermin dari adanya keseimbangan vibrasi antarbagian di dalam tubuh kita, khususnya antara tubuh fisik, tubuh mental, dan tubuh spiritual kita. Tanda-tanda dari adanya keseimbangan tersebut adalah kesehatan fisik yang baik dan terjaga, adanya vitalitas, serta merasakan hidup yang membahagiakan.
Namun keseimbangan energi ini rawan dari gangguan yang datang baik dari luar tubuh kita -seperti polusi lingkungan- maupun dari dalam tubuh kita sendiri, misalnya pola makan yang buruk, gangguan tidur, pikiran negatif, tekanan emosional. Jika stres atau pikiran buruk terus-menerus kita pelihara, tubuh fisik kita akan terus mengalami kebocoran energi yang dikucurkan oleh tubuh nonfisik kita. Hal ini bisa kita rasakan akibatnya berupa perasaan lelah, pikiran tak menentu (moody), dan tertekan.
Berbeda dari pengobatan fisik, terapi energi bunga mampu menembus
lapisan tubuh kita lebih dalam dan menyeluruh, hingga ke lapisanlapisan
tubuh nonfisik. Dalam tubuh fisik kita, setiap sel mampu menerima energi
cahaya. Namun ketika sel diberi energi warna yang berasal dari bunga,
energi ini akan memperbaiki pertumbuhan dan sifat sel. Dengan kata lain,
terapi energi bunga mampu mempengaruhi tubuh kita hingga ke bagian
paling inti dari tubuh fisik kita, tak terkecuali DNA.
Untuk keperluan praktis, kita bisa langsung minum pil mini formulasi menurut metode Bach. Namun jika ingin memetik khasiat dari bunga-bunga lokal yang terdapat di sekitar kita, terutama untuk keperluan mandi-rendam, kita bisa menggunakan acuan warna bunga seperti yang disarankan Suzy Chiazzari. Suzy adalah seorang pengajar terapi warna dan pengobatan menggunakan vibrasi di Iris International School of Colour Therapy di Devon, Inggris, serta penulis buku Colour Scents dan Flower Readings. Nah, selamat mandi bunga. (N)
Sumber: Majalah Nirmala
Untuk keperluan praktis, kita bisa langsung minum pil mini formulasi menurut metode Bach. Namun jika ingin memetik khasiat dari bunga-bunga lokal yang terdapat di sekitar kita, terutama untuk keperluan mandi-rendam, kita bisa menggunakan acuan warna bunga seperti yang disarankan Suzy Chiazzari. Suzy adalah seorang pengajar terapi warna dan pengobatan menggunakan vibrasi di Iris International School of Colour Therapy di Devon, Inggris, serta penulis buku Colour Scents dan Flower Readings. Nah, selamat mandi bunga. (N)
Sumber: Majalah Nirmala
Photo courtesy of theglobalgoddess.com