Skip to main content

Past Life Regression: Melihat Masa Silam


Masa silam pada judul di atas saya tulis dalam tanda petik. Memang ada makna lain dari sekadar “masa yang sudah lewat”. Masa silam dalam Past Life Regression therapy bukan hanya terbatas pada masa silam saat kita masih remaja atau kanak-kanak, tapi jauh lebih silam dari itu, yaitu masa dimana kita belum dilahirkan. PLR adalah teknik bagi seorang psikolog atau praktisi past life untuk menuntun seseorang pada kehidupan sekarang kembali surut ke belakang, ke kehidupan jauh di masa sebelum ia dilahirkan. Tujuannya adalah membantu orang itu mengatasi masalah, trauma, penyakit psikosomatis dsb.

Tema ini saya angkat di program Minggu pagi saya beberapa minggu lalu. Kamis siang kemarin, saya bersama dua orang rekan kerja sowan ke Klinik Seroja 23 di Rempoa Bintaro yang nun jauh di sana, tempat praktik salah satu narsum yang saya wawancara waktu itu, Bpk Sumarsono Wuryadi.

Untuk dapat memahami terapi PLR, mau tidak mau kita memang harus memahami terlebih dahulu perihal reinkarnasi, satu hal yang justru membuat PLR ini menjadi cukup kontroversial khususnya di negara “beragama” seperti Indonesia. Dalam reinkarnasi, diyakini bahwa sesungguhnya jiwa (roh) manusia bersifat kekal. Ketika orang meninggal dunia, sebetulnya hanya jasadnya yang mati. Sementara jiwanya, tetap hidup dengan “pakaian” dan peran yang berbeda.

Nah, memori akan kehidupan di masa terdahulu itulah yang dikatakan masih melekat dalam jiwa manusia. Bisa berupa hobi, minat, keterampilan, atau intelektualitas, tapi juga bisa berupa pengalaman yang menyakitkan. Pengalaman-pengalaman menyakitkan ini pula yang bisa saja menimbulkan keluhan atau penyakit yang tak terpecahkan oleh dokter di kehidupan yang sekarang. PLR dipercaya sebagai alternatif atau cara terakhir yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab trauma atau penyakit tersebut.

Bagaimana melakukannya? Dengan teknik relaksasi. Bisa juga dengan teknik hipnosis. Yang manapun dipilih, tujuannya adalah untuk membuat orang yang akan di-PLR masuk ke dalam alpha state, dimana otak berada dalam kondisi istirahat penuh. Saat itu, gelombang otak sangat kondusif untuk melihat rekaman memori masa lampau.

Banyak cerita tentang pasien Bpk Sumarsono yang seperti tidak masuk akal bagi orang awam. Ada pasien seorang ibu yang selalu merasa ketakutan tiap kali dihampiri suaminya untuk berhubungan suami istri. Ternyata setelah di-PLR, ibu ini melihat, pada kehidupan sebelumnya ia adalah seorang wanita yang diperkosa dan dibunuh di tengah hutan. Laki-laki yang memperkosa dan membunuhnya itu, adalah orang yang pada kehidupan sekarang menjadi suaminya. Itulah akar masalah hingga ia selalu merasa ketakutan tiap kali didekati suaminya.

Ada lagi pasien seorang wanita yang over weight, dan tak pernah berhasil dengan segala program diet yang sudah dilakukannya. Setelah di-PLR, wanita itu melihat bahwa di kehidupan lampau ia adalah seorang anak kecil miskin yang mati kelaparan. Trauma itu ternyata yang membuat si wanita, pada kehidupan sekarang, selalu merasa harus mengisi perutnya dengan makanan, supaya tidak mati kelaparan.

Oleh Bpk Sumarsono, kami diberikan masing-masing sebuah CD panduan meditasi relaksasi dan hipnosis, untuk dipakai saat melakukan PLR sendiri di rumah. Durasi CD nya sekitar 30 menit. Sampai hari ini, berarti sudah 4 hari CD nya masih ada di karpet kamar saya, di antara buku-buku yang sedang saya baca. Belum berani mencoba, hehe. Tapi lama-lama saya jadi penasaran betul nih, kira-kira siapa ya saya di kehidupan sebelumnya?


Popular posts from this blog

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi. Tujuannya untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umur, meningkatkan kualitas hidup dan memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya . Jadi, tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk menyembuhkan penyakit. Dan yang ditangani bukan hanya penderita, tetapi juga keluarganya. Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah tidak dapat disembuhkan lagi, tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker, bahkan juga pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIV/AIDS dan berbagai kelainan yang bersifat kronis.

Semua ini Rencana Indah Tuhan

Jangan dikira saya dengan Anda tidak punya kaitan sama sekali. Atau Anda menganggap saya hanya teman biasa di Facebook. Namun mengapa ada rasa kedekatan hati diantara kita. Bahkan mungkin suatu saat kita akan dipertemukan secara fisik. Nah, kita harus bisa menangkap maknanya... mengapa dan untuk apa kita dipertemukan? Itu semua adalah rencana Tuhan yang pasti baik dan indah bagi kita semua! Rangkailah segala peristiwa dan pengalaman kita akhir-akhir ini, yang kelihatannya cum a kebetulan saja, namun bila kita bisa memaknainya, pastilah kita akan memahami kemana Tuhan mengarahkan hidup kita.  

Hadapilah Dengan Kecerdasan Spiritual!

Saya mendengar kabar bahwa semalam ada seseorang di kampung sebelah yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Masalahnya adalah persoalan ekonomi. Konon cerita tetangga, bahwa dia gagal mendapatkan uang untuk biaya sekolah anak semata wayangnya. Inilah pelajaran yang baik bagi kita semua.... bahwa dalam menyelesaikan masalah atau persoalan hidup janganlah hanya secara rasional dan emosional saja, namun gunakanlah kecerdasan spiritual. Bilamana orang tua tidak bisa menyek olahkan anaknya, janganlah cepat putus asa! Berdo'a dan mohonlah pertolongan Tuhan. Bila kita benar-benar meyakini kemaha kasihan Tuhan, apalagi dengan keyakinan penuh akan janji Tuhan yang akan memenuhi permohonan kita.... maka semuanya pasti ada solusinya. Disinilah perlunya kita mempunyai kemampuan untuk menghadapi penderitaan, serta mampu mengambil pelajaran berharga dari sebuah kegagalan.