Bagi sebagian orang, pasrah mungkin memiliki pengertian yang negatif, dianggap sebagai suatu sikap penyerahan diri karena kekalahan, atau gagal menghadapi tantangan, atau menjadi tidak berdaya dan tidak mampu berbuat apapun.
Padahal kepasrahan sejati tidaklah demikian,
pasrah tidak berarti secara pasif lantas tidak melakukan apa-apa
terhadap situasi yang dihadapinya. Tidak pula berarti berhenti membuat
rencana atau melakukan suatu tindakan yang positif.
Pasrah adalah kebijaksanaan
yang sederhana, namun mendalam yaitu menyatu dengan aliran kehidupan
yang ada. Pasrah berarti menerima keadaan kini tanpa syarat dan ikhlas.
Berarti pula kita harus bisa menghilangkan resistensi batin terhadap apa
yang sedang terjadi.
Resistensi batin adalah sikap menolak terhadap apa yang sedang terjadi pada diri kita, melalui penilaian mental dan negatifitas emosional.
Pasrah yang berarti penerimaan atas apa yang terjadi, berarti kita menerima "kekinian" keadaan, dan berarti pula kita akan membebaskan diri dari identifikasi pikiran, sehingga kita akan dapat menghilangkan penderitaan dan kesedihan dalam kehidupan kita.