Sebenarnya kematian itu adalah proses alami yang harus terjadi pada diri manusia, yaitu proses seseorang harus meninggalkan tubuh fisiknya, meninggalkan dunia materi ini pindah ke dunia roh, sama halnya dengan peristiwa alami lainnya. Seperti halnya tenggelamnya matahari di ufuk barat dan terbitnya di ufuk timur. Atau seperti halnya ular yang berganti kulit. Dia hanya menanggalkan kulit luarnya, lantas dia melanjutkan kehidupannya dengan kulit barunya.
Jadi manusia yang mengalami kematian... juga hanya meninggalkan tubuh fisiknya saja. Pengalaman hidup, pikiran, keinginan, emosi dan obsesinya masih tetap sama, dan semuanya yang tersimpan di dalam tubuh Astral ini selanjutnya akan dibawa roh untuk dipertanggung jawabkan dihadapan Allah.
Roh ketika memasuki kematian sangat tergantung pada tingkat kesadaran dan spiritualitas masing-masing. Bagi mereka yang masih terikat dan melekat dengan dunia ini akan tinggal sementara di alam antara dan harus menjalani penyucian. Karena itu, saat menghadapi kematian, manusia harus bisa mengikhlaskan semuanya, termasuk keterikatan dan kemelekatannya dengan dunia.
Setiap jiwa manusia bergetar pada frekwensi tertentu. Kuat tidaknya frekwensi jiwa ditentukan oleh sifat dan tingkat kesadarannya. Kebaikan yang dilakukan dalam hidup juga dapat memperbaiki getaran jiwa kita, dan sangat menentukan kedudukan kita di alam Astral nanti. Setiap jiwa yang terlepas dari raganya akan memasuki dan menemukan tempatnya di alam Astral, sesuai dengan tingkat kesadarannya masing-masing.
Love~light~joy
Sonny Sumarsono Wuryadi
Kompilasi Catatan 5 Menit
Photo courtesy of cdn.inquisitr.com