Saya tidak dapat menahan rasa kaget serta geli waktu panitia penyelenggara test drive All New Daihatsu Xenia menyodorkan daftar acara perhelatan itu. Pasalnya, aktivitas yang berjalan 14–16 November 2011 di Bali itu mengambil tema yang nyaris serupa dengan suatu judul film, Eat, Pray, Love, yang di bintangi aktris sohor Julia Roberts.
“Temanya plesetan banget,” kata salah seorang rekan jurnalis otomotif
seolah mengerti apa yang ada di benak saya. Kami pun tersenyum menahan
geli. Sebab, hanya kata Pray yang diganti dengan kata Drive sehingga
menjadi "Eat, Drive, Love".
Singkat cerita, kami pun mendarat di Bandar Udara Ngurah Rai, Denpasar,
Bali. Namun, sebelum bertemu dengan pimpinan PT Astra Daihatsu Motor
selaku Agen Pemegang Merek (APM) Daihatsu di Indonesia untuk menanyakan
tema tersebut, saya bertemu dengan pemerhati kuliner Bondan Winarno dan
ahli hipnotherapy Sonny Sumarsono Wuryadi.
Keduanya, kebetulan
menjadi bintang tamu di acara itu. Setelah mengobrol dengan tema sedikit
serius, saya selipkan pertanyaan iseng kepada keduanya.
“Apa
kesamaan mobil dengan makanan bagi seseorang?” Tak dinyana, jawaban
keduanya sama
“Keduanya diharapkan memberikan kenyamanan sehingga muncul
perasaan puas bagi yang memakan atau menggunakannya,” begitu jawaban
mereka.
Mendengar penjelasan itu, saya pun mencoba mencari-cari
kaitan tema itu dengan apa yang ada di All New Daihatsu Xenia. Setelah
saya mencoba menggerayangi bagian per bagian mobil yang digunakan test
drive itu dengan tatapan mata, tiba-tiba fokus pandangan saya berhenti
di tulisan persis di bagian belakang mobil.
“Ride your wishes”
itulah tagline yang diusung All New Daihatsu Xenia. Arti dari tagline
itu adalah, Xenia anyar itu merupakan pengejawantahan dari apa yang
diinginkan oleh setiap orang, yaitu kenyamanan. “Wah klop, antara tema
test drive dan tagline yang diusung. Kita buktikan saja,” kata seorang
jurnalis yang telah lama menulis tentang otomotif.
Saya juga makin tergelitik untuk selekasnya menunjukkan janji itu.
Kebetulan pada pengujian itu Daihatsu sediakan jenis All New Daihatsu
Xenia 1. 3 R bertransmisi manual lima kecepatan serta automatis empat
tingkat kecepatan. Jenis itu adalah jenis paling tinggi di deretan Xenia
anyar itu.
Mesin empat silinder 16 valve VVT-i 1. 298 cc berkode
K3-VE itu bertenaga 92 daya kuda di 6. 000 rpm serta torsi 122 Nm pada
4. 400 rpm. Pada hari pertama, saya memperoleh sisi menjajal varian transmisi automatis.
Di banding generasi pendahulunya, jenis itu alami gantian yang cukup
siginfikan. Peranti system power steering yang dipakai tidak lagi
memakai system hidrolik, namun elektrik atau Electronic Power Steering
(EPS), peranti pendigin ruangan (AC) sudah memakai dua atau double
blower. Sisi bodi saat ini lebih panjang 50 milimeter (mm) serta lebih
lebar 30 mm. Akhirnya, legroom atau ruangan kaki untuk penumpang jadi
makin lega.
Sedang atapnya di turunkan 10 mm serta berat lebih enteng seputar 10
kg. Mengenai sisi kabin tampak lebih elegan dengan design baru dashboard
dan pemakaian warna 2 tone-colour.
Daihatsu juga memberikan
feature hiburan berbentuk head unit 2 DIN dengan pengoperasian yang
lebih gampang lantaran memakai monitor sentuh. Menariknya, head unit itu
dilengkpai koneksi dengan Bluetooth dan USB.
Tidak hanya itu. Tingkat kebisingan di ruangan kabin juga makin kecil. Hal semacam itu dapat
dibuktikan saat saya coba menggerakkan mobil serta melibas jalanan yg
tidak rata, berkerikil atau bahkan juga berbatu. Suspensi juga merasa
makin empuk.
Ingindalian
mobil juga merasa lebih gampang lantaran lingkar kemudi merasa lebih
enteng serta peka karena pemakaian EPS. Bahkan juga, di waktu melahap
jalanan menanjak tidak terdengar raungan atau jeritan dari mesin.
Terutama apabila putaran ada di posisi 3. 000 rpm atau lebih, kemampuan
mesin makin tinggi hingga mobil merasa responsif.
Cuma, tidak ada gading yang tidak retak. Masih tetap ada sedikit kekurangan, yakni pada bangku baris ketiga tak ada pegangan untuk tangan penumpang. Walhasil, apabila mobil melibas tikungan tajam atau jalanan dengan kemiringan ditas 15 derajat, penumpang dibagian itu mesti sedikit memiringkan badan berlawanan dengan arah kemiringan mobil.
Namun itu bukanlah masalah serius. Karena, nyaris seluruhnya mobil yang belum dilengkapi peranti itu, penumpang dibagian tengah pasti alami hal yang sama. Kian lebih itu, pemasangan peranti itu juga bukanlah perkara susah.
Cuma, tidak ada gading yang tidak retak. Masih tetap ada sedikit kekurangan, yakni pada bangku baris ketiga tak ada pegangan untuk tangan penumpang. Walhasil, apabila mobil melibas tikungan tajam atau jalanan dengan kemiringan ditas 15 derajat, penumpang dibagian itu mesti sedikit memiringkan badan berlawanan dengan arah kemiringan mobil.
Namun itu bukanlah masalah serius. Karena, nyaris seluruhnya mobil yang belum dilengkapi peranti itu, penumpang dibagian tengah pasti alami hal yang sama. Kian lebih itu, pemasangan peranti itu juga bukanlah perkara susah.