Skip to main content

Pikiran Menciptakan Realita


Ribuan tahun yang lalu, Aristoteles mengajarkan bahwa imajinasi merupakan bagian penting dari pemikiran, dan kita tidak bisa berpikir tanpa gambar atau imajinasi. Ia yakin motivasi muncul ketika seseorang membayangkan dan merasakan sesuatu citra dalam pikirannya.

Pikiran menciptakan realitas! Dengan mengubah pemikiran dan berfokus pada apa yang Anda inginkan, Anda memiliki kekuatan untuk menciptakan kehidupan yang Anda impikan. Dengan menggunakan imajinasi, Anda dapat menciptakan citra yang jelas tentang apapun yang Anda inginkan.

Begitu Anda melakukannya, Anda harus konsisten dengan pemikiran dan emosi Anda sampai akhirnya menjadi kenyataan. Anda harus tetap berfokus pada hasil yang Anda inginkan. Janganlah Anda dibebani dengan pertanyaan yang sering menggoda “Bagaimana caranya hal itu dapat terwujud menjadi kenyataan?”

Jawabnya, kita bahas saja nanti pada kesempatan lain yang lebih membahagiakan.

Love~light~joy
Sonny Sumarsono Wuryadi

Photo courtesy of successpraxis.com
Kompilasi Catatan 5 Menit

Popular posts from this blog

FKPPAI, Forumnya Para Pemilik Ilmu 'Linuwih'

"Dibentuknya komunitas ini juga untuk mewadahi para paranormal supaya dalam kinerjanya mengedepankan kode etik, baik kepada sesama paranormal maupun masyarakat." Profesi ini kerap dipandang sebelah mata oleh berbagai pihak. Padahal, keberadaannya juga dibutuhkan oleh berbagai kalangan untuk memperoleh kesembuhan atau hal lainnya. Bahkan tak jarang, kepiawaian paranormal pun dipakai oleh pengusaha, pejabat, politisi dan selebriti yang ingin mendongkrak popularitasnya. Ya, dunia paranormal sebagai penyembuh alternatif memang sudah tak asing bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat juga menilai paranormal sebagai seseorang yang bisa menggunakan kekuatan indera keenam untuk melihat sesuatu yang jauh di masa depan.

Janganlah Bertopeng!

Tidak perlu bersandiwara atau mengenakan topeng untuk menjaga citra, bagi diri sendiri maupun kepada orang lain. Anda juga tidak perlu mengubah diri Anda, agar sesuai dengan harapan dan keinginan maupun persetujuan orang lain. Bebaskan diri Anda dari belenggu-belenggu, dan berikan penghargaan berupa pengakuan harga diri yang sesungguhnya. Jangan biarkan kebahagiaan dan kesenangan Anda bergantung pada bagaimana Anda bisa menyenangkan orang lain. Juga jangan biarkan perasaan it u timbul karena Anda disenangkan oleh orang lain. Biarlah kebahagiaan Anda muncul karena Anda merasa diri Anda berbahagia! Pilihlah untuk bebas dari segala macam belenggu, terutama yang disebabkan oleh adanya keterbatasan diri, maupun keinginan menjaga citra semata.