Di mejaku juga selalu tersedia permen-permen buat "menyuap" para tamu-tamu kecil saya, agar nggak rewel bila saya pegang. Bahkan kita harus "sok akrab" dengan tamu-tamu kecil ini, ada tos tangan, ada cipika-cipiki, ada kiss bye! Meriah deh...
Sementara itu, melayani priyayi sepuh yang mengalami post power syndrome itu memang harus bisa menjadi pendengar yang baik. Pernah suatu pagi hampir satu jam saya harus mendengarkan dengan sabar cerita kesuksesan seorang ibu sepuh mantan dubes ini sebelum saya bisa mengalihkan pembicaraan untuk menanyakan tentang keluhan sakitnya. Namanya melayani itu... memang harus sabar dan cermat!
Sebelumnya peenah datang ke Klinik Seroja, seorang bapak yang sudah sepuh. Beliau mengatakan berulang-ulang kepada saya bahwa beliau sudah merasa bosan hidup di dunia ini. "Buat apa hidup kalau tidak berdaya seperti ini!" katanya berulang-ulang. Ini adalah pelajaran bagi kita semua. Oleh karenanya, berdayakan diri Anda, agar hidup ini tidak membosankan! Berkaryalah!
Pekerjaan melayani itu biasanya dilakukan oleh seorang pelayan. Pelayan itu adalah seorang yang biasanya suka disuruh-suruh... karenanya sering dipandang rendah! Namun sebenarnya menjadi seorang pelayan itu tidaklah mudah, lho! Bayangkan dia harus selalu siap melayani dengan tulus, rendah hati, berwajah manis, gak boleh cemberut, selalu tersenyum, sabar, gak boleh marah, harus rajin, dan setia! Karena itu... saya suka menjadi seorang pelayan!
Dan sebagai seorang pelayan, saya akan selalu siap sedia melayani dengan tulus ikhlas, bila sewaktu-waktu entah kapan "tuan dan nyonya" datang.
Love~light~joy
Sonny Sumarsono Wuryadi
Kompilasi Catatan 5 Menit