Tuhan menciptakan Alam Semesta dengan cinta. Dengan cinta pulalah, Dia mengijinkan segala sesuatu dipilih dan terjadi di Alam Semesta, karena setiap Jiwa harus belajar untuk menuju ke
kesempurnaannya.
Penciptaan Alam Semesta
Sepanjang siklus waktu Tuhan yang
abadi, Tuhan menciptakan alam semesta bukan dari suatu ketiadaan
melainkan dari keadaan. Dari keadaannya yang bebas Tuhan menyatukan
benih-benih alam semesta melalui keterikatan mereka satu sama lainnya.
Tuhan menciptakan semesta ini dalam batasan bingkai hukum keniscayaan,
hukum sebab akibat dan hukum dualitas yang pernah Dia ciptakan sebelum semesta ini ada.
Segala dualitas semesta yang diciptakan Tuhan ini selalu ada
dan selalu dalam kekekalannya. Mereka membentuk alam semesta ini karena
efek hukum keniscayaan semesta menciptakan rantai keterikatan-kebebasan
yang terjadi berulang-ulang selamanya. Inilah penyebab adanya siklus
alam semesta yang tak berawal dan tak berakhir.
Dualitas materi-nonmateri niscaya akan mengalami keterikatan dan kebebasan secara berulang karena adanya hukum sebab akibat. Keterikatan dengan unsur yang satu menyebabkan mereka terbebas dari unsur yang lain. Tarikan demi tarikan yang silih berganti menjadi siklus keterikatan-kebebasan inilah yang menyebabkan semesta ini selalu hidup dalam keberadaannya.
Sebelum alam semesta ini ada dalam wujudnya sekarang, mereka adalah benih dualitas yang menyatu dengan diri Tuhan dalam wujud yang sangat kecil bagiNya. Mereka bergerak mendekat pada Tuhan sejak masa kehancuran semesta terjadi lalu terserap ke dalam diriNya. Saat mendekat inilah dualitas semesta raya yang mengecil itu kembali menjadi benih semestaNya.
Selanjutnya semua inti dualitas itu; material-spiritual, energi material-energi spiritual, kembali bersatu untuk menjadi suatu benih semesta raya. Benih inilah kemudian segera membelah diri dan berkembang menjadi semesta raya untuk memulai kembali kehidupan barunya. Inilah siklus kesemestaan Tuhan, dari ada menjadi tiada dan kembali ada.
Meski Tuhan menyatakan bahwa setelah kehancuran semesta mereka kemudian terserap menjadi benih semesta ke dalam diriNya, tidak berarti bahwa pada saat membelah kembali menjadi semesta raya ini mereka keluar dari diriNya. Tidak. Tidak ada yang pernah keluar dari diri Tuhan. Mereka selalu berdiam dalam diri Tuhan, selamanya. Mereka ada dalam diri Tuhan dan Tuhan ada dalam diri mereka semua.
Alam semesta ini adalah kreasi Tuhan karena Dia adalah keindahan. Alam semesta ini selalu saling menjaga karena Dia adalah cinta kasih. Tuhan menjaga keabadian alam semesta ini melalui proses penciptaan, pemeliharaan dan penghancuran. Apa yang selalu Tuhan ciptakan, pelihara dan hancurkan tak lain adalah keterikatan. Keterikatan antara material dan material, material dan spiritual, serta spiritual dan spiritual. Tuhan menghancurkannya agar terjadi kebebasan, agar dari kebebasan itu Dia bisa menciptakan keterikatan lagi. Dengan cara ini Tuhan menciptakan alam semesta yang berisi kehidupan dan kematian sebagai rangkaian peristiwa di dalamnya.
Manusia
Dua substansi dasar yang membentuk manusia adalah tubuh
dan ruh. sebuah tubuh tidak akan hidup tanpa ada ruh di dalamnya. Tubuh
ini bisa dianalogikan sebagai bajunya ruh. Dan ruh menggunakan tubuh
sebagai wadah untuk mengalami realitas kepadatan ke-3 di Bumi (tapi saat
ini, bumi sedang menuju ke kepadatan yang lebih tinggi).
Ruh adalah bola kesadaran, yang terbuat oleh zat cahaya eterik semesta,
substansi keilahian. Ruh adalah makhluk-makhluk murni di dalam kumpulan
wadah halus non fisik transparan. Semua
ruh diciptakan secara serentak dan tercipta dengan unsur inti yang sama,
yaitu: energi. Keinginan ruh adalah untuk mengalami keilahianNya dalam
keberadaan fisik karena diharapkan dengan demikian dapat meningkatkan evolusinya lebih cepat ketimbang dengan hanya mempertahankan
keberadaanNya sebagai Ruh semata.
Dalam keberadaannya di dunia fisik, sejatinya kita semua dikaruniai
dengan free will untuk membuat pilihan baik atau buruk, untuk berevolusi
atau tidak sama sekali, untuk berada di dalam kepadatan dimensi ke-3
ini selamanya atau hanya dalam kehidupan kali ini saja. Jadi,
sesunggguhnya setiap Ruh diciptakan sama rata pada awalnya, namun yang
menjadi tidak sama merata pada saat ini adalah perkembangannya.
Semua Ruh memiliki potensi untuk menjadi Maha Ruh atau Ruh yang besar, itu semua tergantung dari masing-masing Ruh itu sendiri. Hal ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan siapa orang tua atau garis keturunan, kondisi lingkungan sosial dan genetik atau di mana kita dilahirkan. Semuanya tergantung dari pilihan-pilihan yang kita buat pada setiap reinkarnasi kita.
Semua tergantung dari prioritas kita pada saat ini. Semua tergantung dari keinginan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pada dasarnya ini semua terkait dengan energi dan pilihan untuk mengembangkannya sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dan prioritas kita . Energi adalah bahan dasar dari setiap dari kita. Semua Ruh memiliki porsi energi yang sama.
Semua Ruh memiliki potensi untuk menjadi Maha Ruh atau Ruh yang besar, itu semua tergantung dari masing-masing Ruh itu sendiri. Hal ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan siapa orang tua atau garis keturunan, kondisi lingkungan sosial dan genetik atau di mana kita dilahirkan. Semuanya tergantung dari pilihan-pilihan yang kita buat pada setiap reinkarnasi kita.
Semua tergantung dari prioritas kita pada saat ini. Semua tergantung dari keinginan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pada dasarnya ini semua terkait dengan energi dan pilihan untuk mengembangkannya sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dan prioritas kita . Energi adalah bahan dasar dari setiap dari kita. Semua Ruh memiliki porsi energi yang sama.
Macam-macam Ruh Berdasarkan Tingkat Kesadarannya
Ruh-Ruh
muda cenderung menghamburkan energiNya untuk mengeksplorasi hal-hal
fisik, sedangkan Ruh-Ruh yang lebih tua menggunakan cadangan energiNya
yang lebih sedikit itu untuk seputar hal-hal spiritual dengan tujuan
meningkatkan kesadaranNya. Semuanya adalah pilihan, tidak ada yang lebih
baik atau lebih buruk. Setiap Ruh adalah unik dan sudah mengarungi
banyak keberadaan fisik lewat rangkaian rantai reinkarnasinya
masing-masing dan sudah belajar begitu banyak hal yang berbeda dari
setiap fase siklus kehidupannya.
Baby Souls
Baby souls atau ruh - ruh yang baru saja menitis di Bumi. Karena baru menitis, tentu saja mereka memiliki misi dan visi yang sangat berbeda dengan Run-Ruh lain yang mungkin sudah berada di penghujung pengalamannya sebagai manusia. Baby souls memiliki satu agenda mutlak, yaitu untuk surviving. Oleh karena itu sering kali mereka terlahir di daerah atau lingkungan yang susah dan menantang.
Baby souls atau ruh - ruh yang baru saja menitis di Bumi. Karena baru menitis, tentu saja mereka memiliki misi dan visi yang sangat berbeda dengan Run-Ruh lain yang mungkin sudah berada di penghujung pengalamannya sebagai manusia. Baby souls memiliki satu agenda mutlak, yaitu untuk surviving. Oleh karena itu sering kali mereka terlahir di daerah atau lingkungan yang susah dan menantang.
Average Souls
Adalah kelompok Ruh yang sudah memiliki pengalaman ratusan dan beberapa ribu tahun kehidupan. Sekitar 90% Ruh-Ruh yang menitis di dunia saat ini berada di tataran frequensi kelompok ini. Mereka menggunakan kehidupan mereka untuk bersenang-senang, mengejar uang, ambisi, status dan reputasi. Hal-hal yang menyenangkan mereka ada di seputar pertandingan olah raga, fighting, debat kusir, kebencian, teroris, keserakahan dan hawa nafsu. Mereka dikontrol oleh energi cakra kedua dan ketiga (seks dan perut). Singkatnya mereka mencari kebahagiaan di hal-hal fisik dan materi. Mereka adalah kelompok Ruh yang bising, gaul dan menarik. Dunia ada di dalam genggaman mereka untuk saat ini.
Adalah kelompok Ruh yang sudah memiliki pengalaman ratusan dan beberapa ribu tahun kehidupan. Sekitar 90% Ruh-Ruh yang menitis di dunia saat ini berada di tataran frequensi kelompok ini. Mereka menggunakan kehidupan mereka untuk bersenang-senang, mengejar uang, ambisi, status dan reputasi. Hal-hal yang menyenangkan mereka ada di seputar pertandingan olah raga, fighting, debat kusir, kebencian, teroris, keserakahan dan hawa nafsu. Mereka dikontrol oleh energi cakra kedua dan ketiga (seks dan perut). Singkatnya mereka mencari kebahagiaan di hal-hal fisik dan materi. Mereka adalah kelompok Ruh yang bising, gaul dan menarik. Dunia ada di dalam genggaman mereka untuk saat ini.
Mature
souls terbentuk oleh pengalaman reinkarnasi sekitar ribuan dan puluhan
ribuan tahun lebih banyak dari Average souls. Kelompok Ruh ini sudah
belajar banyak dari pengalaman untuk survive dan memuaskan hasrat
duniawi mereka. Dalam kehidupannya kali ini mereka mulai beranjak dari
keinginan untuk memuaskan diri sendiri ke keinginan untuk membantu orang
lain. Kelompok Ruh ini memiliki kemampuan untuk menaikkan energi mereka
ke chakra jantung dan dengan demikian mereka akan memiliki rasa empati
yang tinggi terhadap sesama dan lingkungannya. Mature Souls sebenarnya
juga masih membutuhkan eksis di kelompok-kelompok sosial dan pergaulan.
Tetapi hal ini didasarkan oleh keinginan untuk sharing dan semangat
saling menguatkan bukan saling pamer ego dan debat kusir seperti yang
ada di kelompok sebelumnya.
Kelompok Ruh ini akan mulai menjadi peka terhadap energi yang ada disekelilingnya, beberapa diantara mereka dikarenakan oleh hubungan yang sangat kuat dengan kesadaran yang lebih tinggi, beberapa juga memiliki kelebihan-kelebihan tertentu. Banyak diantara mereka mulai memiliki kemampuan untuk melihat dan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk cahaya. Pada perkembangan di fase ini, Ruh-Ruh menjadi sangat peka dan sensitif yang kemudian membuat mereka untuk menarik diri dari pergaulan dan eksistensi duniawi yang bising, tidak teratur dan tidak berguna untuk perkembangannya. Ambisi, hawa nafsu dan keinginan fana mengalami penurunan drastis pada fase ini. Kelompok ini ada di sekitar 5% populasi dunia.
Kelompok Ruh ini akan mulai menjadi peka terhadap energi yang ada disekelilingnya, beberapa diantara mereka dikarenakan oleh hubungan yang sangat kuat dengan kesadaran yang lebih tinggi, beberapa juga memiliki kelebihan-kelebihan tertentu. Banyak diantara mereka mulai memiliki kemampuan untuk melihat dan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk cahaya. Pada perkembangan di fase ini, Ruh-Ruh menjadi sangat peka dan sensitif yang kemudian membuat mereka untuk menarik diri dari pergaulan dan eksistensi duniawi yang bising, tidak teratur dan tidak berguna untuk perkembangannya. Ambisi, hawa nafsu dan keinginan fana mengalami penurunan drastis pada fase ini. Kelompok ini ada di sekitar 5% populasi dunia.
Advanced Souls
Advanced souls telah menitis sekitar puluhan ribu tahun lebih banyak
lagi dari kelompok sebelumnya. Kelompok Ruh ini akan mendedikasikan
energi yang ada di dirinya di area-area pembelajaran spiritual dan
pemahaman yang lebih tinggi. Banyak diantara mereka yang memilih untuk
menjadi guru spiritual, guru-guru besar kemanusiaan dan orang-orang
suci. Kelompok Ruh ini mewarisi pemahaman spiritual yang luas dari
pengalaman kehidupan-kehidupan sebelumnya.
Perkembangan Ruh atau Jiwa
Kelihatannya Anda berkembang
kembali menuju Sang Sumber, tetapi dalam kenyataannya, tidak ada hal
yang berkembang untuk kembali menuju Sang Sumber, karena, jika
menggunakan analogi anak yang lahir, sebagai anak yang tumbuh, apakah
dia mencoba untuk kembali ke dalam rahim ibunya saat tumbuh dewasa?
Semoga tidak, dan jika ia terus mencoba untuk kembali ke dalam rahim
ibunya, ini adalah gangguan psikologis yang buruk, bukan? Namun, sebagai
anak yang tumbuh, ia akan menjadi lebih
dan lebih seperti orang tuanya. Ia mulai terlihat lebih dan lebih
seperti mereka, berbicara lebih dan lebih seperti mereka, dan dia keluar
ke dunia dan melakukan banyak hal yang orang tuanya lakukan. Dia
mengerti apa yang dimengerti orang tuanya.
Jadi saat Anda berevolusi dari kepadatan 8 ke 12, Anda menjadi lebih
dan lebih seperti Pencipta Anda, seperti orang tua Ilahi Anda . Jadi
evolusi dalam keadaan alami secara individualitas hanya sampai pada
kepadatan ke 7, yang adalah bagaimana Anda pertama dilahirkan sebagai
jiwa individu - Anda datang ke dalam kepadatan ke 7 sebagai jiwa
individu, dan Anda mulai berkembang dan tumbuh melalui 8, 9, 10 , 11 dan
12 kepadatan. Ketika Anda mencapai tingkat kepadatan 12, Anda menjadi
dikenal sebagai Tuhan Pencipta - Anda dapat ‘mencipta’ seperti Orang Tua
Anda - Anda menjadi Pencipta dalam dirinya sendiri, mampu menciptakan
alam semesta secara keseluruhan. Yang pada kenyataannya, Anda memang
Pencipta alam semesta.
Manusia, Tuhan dan Alam Semesta
Berpikir bahwa manusia adalah elemen terpenting di alam semesta adalah hal yang menggelikan. Jika kita berbicara tentang Tuhan dan alam semesta, kita tidak bisa untuk menghilangkan eksistensi ruh dan hukum-hukum yang mengatur alam semesta itu sendiri.
Bahwa kemudian kita tau bahwa ada jeda waktu 'kosong' yang begitu lama antara terciptanya alam semesta dengan terbentuknya bumi atau bahkan manusia, pada kenyataannya alam semesta ini terdiri dari sangat banyak galaksi. Galaksi kita, Bima Sakti, terdiri dari ratusan miliar bintang. Bintang adalah pusat tata surya, dalam tata surya kita, bintang itu adalah Matahari. Jika ada begitu banyak bintang di dalam satu galaksi, berapa banyak planet yang ada di dalam sebuah galaksi? Apakah planet-planet itu bisa ditinggali? Mungkin anda akan menyanggah bahwa cuma segelintir planet seperti Bumi yang bisa ditinggali. Kata 'ditinggali' hanya berasal dari sudut pandang manusia yang mempertanyakan kemampuannya untuk survive di planet itu.
Manusia, Tuhan dan Alam Semesta
Berpikir bahwa manusia adalah elemen terpenting di alam semesta adalah hal yang menggelikan. Jika kita berbicara tentang Tuhan dan alam semesta, kita tidak bisa untuk menghilangkan eksistensi ruh dan hukum-hukum yang mengatur alam semesta itu sendiri.
Bahwa kemudian kita tau bahwa ada jeda waktu 'kosong' yang begitu lama antara terciptanya alam semesta dengan terbentuknya bumi atau bahkan manusia, pada kenyataannya alam semesta ini terdiri dari sangat banyak galaksi. Galaksi kita, Bima Sakti, terdiri dari ratusan miliar bintang. Bintang adalah pusat tata surya, dalam tata surya kita, bintang itu adalah Matahari. Jika ada begitu banyak bintang di dalam satu galaksi, berapa banyak planet yang ada di dalam sebuah galaksi? Apakah planet-planet itu bisa ditinggali? Mungkin anda akan menyanggah bahwa cuma segelintir planet seperti Bumi yang bisa ditinggali. Kata 'ditinggali' hanya berasal dari sudut pandang manusia yang mempertanyakan kemampuannya untuk survive di planet itu.
Faktanya, planet-planet yang menurut manusia tidak dapat ditinggali
karena ketiadaan syarat yang mendukung kehidupan, planet-planet itu
ditinggali. Loh, kok bisa? Bisa donk . Setiap jiwa berevolusi menuju ke
kepadatan yang lebih tinggi. Term & Conditions kehidupan disetiap
kepadatan berbeda-beda. Dari sini, kita mengenal istilah Alien atau
Ekstraterrestrial atau Entitas Luar Bumi (ELB). Seperti halnya manusia,
ELB juga ada yang baik dan ada yang kurang baik. Tentu saja ELB ini
tidak selalu berasal dari kepadatan yang lebih tinggi. Ada yang masih
berada di kepadatan ke-3 tapi dengan pengetahuan dan teknologi yang
berkali lipat lebih maju dari peradaban manusia modern seperti kita saat
ini.
Planet dan ruh juga berevolusi menuju ke kepadatan yang lebih tinggi. Tapi proses evolusi ini tidak terjadi secara serempak seperti pemutaran film box office di bioskop. Ada sistem yang Maha Sempurna yang mengaturnya, sehingga semua sesuai dengan track dan tepat waktu.Istilah kerennya, fine-tuned. Mungkin penjelasan ini bisa membuat pertanyaan tentang jeda waktu kosong diatas menjadi makes sense.
Solar flare, bencana alam dan semua hal yang terjadi di alam semesta adalah kejadian yang mengiringi proses evolusi. Semua hal itu juga berhubungan dengan karma dari Ruh itu sendiri, baik secara individual atau kolektif. Jadi, manusia atau tubuh manusia, hanyalah salah satu sarana Ruh untuk mengalami realitas dalam bentuk kepadatan.
Jadi, sepenting apakah manusia jika dilihat dari sudut pandang Alam Semesta? Apakah Ruh cuma mengalami satu kali kehidupan (bagi orang-orang yang skeptis tentang Reinkarnasi)? Apakah tujuan Ruh mengalami realitas kehidupan di Bumi hanya untuk mencapai surga dan mendapat unlimited privilege access untuk segala kesenangan yang tak berujung, kemewahan yang halal, pengalaman seksual tanpa batas dengan gadis-gadis yang selalu perawan atau pria-pria yang tidak pernah bilang 'tidak' dan tidak pernah merasa lelah? Seperti itukah tujuan Ruh menjalani realitas kehidupannya yang sekarang?
Planet dan ruh juga berevolusi menuju ke kepadatan yang lebih tinggi. Tapi proses evolusi ini tidak terjadi secara serempak seperti pemutaran film box office di bioskop. Ada sistem yang Maha Sempurna yang mengaturnya, sehingga semua sesuai dengan track dan tepat waktu.Istilah kerennya, fine-tuned. Mungkin penjelasan ini bisa membuat pertanyaan tentang jeda waktu kosong diatas menjadi makes sense.
Solar flare, bencana alam dan semua hal yang terjadi di alam semesta adalah kejadian yang mengiringi proses evolusi. Semua hal itu juga berhubungan dengan karma dari Ruh itu sendiri, baik secara individual atau kolektif. Jadi, manusia atau tubuh manusia, hanyalah salah satu sarana Ruh untuk mengalami realitas dalam bentuk kepadatan.
Jadi, sepenting apakah manusia jika dilihat dari sudut pandang Alam Semesta? Apakah Ruh cuma mengalami satu kali kehidupan (bagi orang-orang yang skeptis tentang Reinkarnasi)? Apakah tujuan Ruh mengalami realitas kehidupan di Bumi hanya untuk mencapai surga dan mendapat unlimited privilege access untuk segala kesenangan yang tak berujung, kemewahan yang halal, pengalaman seksual tanpa batas dengan gadis-gadis yang selalu perawan atau pria-pria yang tidak pernah bilang 'tidak' dan tidak pernah merasa lelah? Seperti itukah tujuan Ruh menjalani realitas kehidupannya yang sekarang?
Semua ini bukanlah tentang Tuhan, alam semesta dan manusia, tetapi tentang Tuhan, alam semesta dan jiwa atau ruh.
Artikel saya ini akan saya tutup dengan quote dari Sir Arthur C. Clarke:
“... dan jika hierarki jagat raya tersingkap untuk kita, kita bisa jadi harus mengakui kebenaran yang menakutkan ini: jika ada tuhan-tuhan apapun yang perhatian utama mereka hanya organisme manusia, tuhan-tuhan semacam ini bukanlah tuhan - tuhan yang sangat penting.”
..........
Please, wake up...
Saat Semesta Bicara, Wayan Mustika
Evolusi Ruh, Sonny Sumarsono WuryadiArtikel saya ini akan saya tutup dengan quote dari Sir Arthur C. Clarke:
“... dan jika hierarki jagat raya tersingkap untuk kita, kita bisa jadi harus mengakui kebenaran yang menakutkan ini: jika ada tuhan-tuhan apapun yang perhatian utama mereka hanya organisme manusia, tuhan-tuhan semacam ini bukanlah tuhan - tuhan yang sangat penting.”
..........
Please, wake up...
Saat Semesta Bicara, Wayan Mustika
The Founders
thanksforthisawareness.co.urs
Sumber: Manusia, Tuhan dan Alam Semesta
Photo courtesy of ancientexplorers.com