Skip to main content

Renungan | Spiritualitas Yang Sesungguhnya


Di planet ini, berapa banyak orang yang beragama? Berapa banyak tempat ibadah? Berapa banyak orang yang taat menjalankan ritual agamanya? Kita tahu jumlahnya luar biasa banyak. Tapi mengapa kemiskinan, kelaparan, penganiayaan, pemerkosaan, pembunuhan, peperangan dan bencana alam terus merajalela? Sudah berapa banyak dari kita memohon, berdoa pada Tuhan untuk mengakhiri semua itu? Tapi kegelapan tak kunjung sirna, bahkan manusia semakin individualis, bringas, bencana alam kian mengganas. Lalu apakah yang keliru?

Baca: Manusisia, Tuhan dan Alam Semesta

Ini karena mayoritas manusia Bumi terfokus untuk menjadi religius bukan menjadi spiritual. Spiritual berbeda dengan religius. Spiritual tak ada hubungannya dengan agama. Meskipun pada akhirnya agama akan menjadikan manusia menjadi spiritual. Tuhan menghendaki kita untuk menjadi manusia spiritual bukan religius. Tiap agama mengklaim bahwa ajaran mereka yang paling benar dan lainnya salah. Apakah sesungguhnya Tuhan lebih menyukai agama tertentu? Jika iya, mengapa setiap terjadi bencana Tuhan tak hanya menyelamatkan umat agama tertentu saja?

Spiritualitas yang sesungguhnya adalah kemampuan setiap jiwa untuk hidup selaras dengan Sang Pencipta, hidup sesuai kehendakNya. 

Lalu bagaimanakah hidup yang selaras dengan Sang Sumber itu?

Ingatlah, Tuhan kita, Sang Sumber, ada dalam setiap ciptaanNya. Oleh karena itu hidup selaras dengan Sang Pencipta, adalah dengan hidup harmonis dengan seluruh mahlukNya. Ini menyangkut KASIH dan KESADARAN. Sekali lagi, KASIH dan KESADARAN adalah inti dari spiritualitas. KASIH dan KESADARANlah yang menentukan kualitas jiwa seseorang.

Baiklah, pertama-tama kita akan membahas soal KASIH atau CINTA. Semua orang tentu sudah tak asing lagi dengan istilah ini. Tapi apakah kita mengerti apa itu KASIH atau CINTA?

CINTA sama dengan KASIH. CINTA adalah mengasihi, memberi tanpa mengharapkan imbalan. Tidakah itu sederhana? Ya, tetapi pelaksanaannya yang sulit.

Pemahaman CINTA dari kebanyakan manusia Bumi sungguh sempit. Hanya sebatas CINTA kepada lawan jenis. Hubungan percintaan antar lawan jenis seperti yang kita tahu.

Apakah ini sungguh-sungguh CINTA? Berapa banyak orang yang mengaku mencintai lawan jenisnya, lalu berkata “Aku mencintaimu, untuk itu jadilah pasanganku”. 

Kembali ke konsep awal bahwa CINTA memberi tanpa mengharapkan imbalan. Tentu ini bukanlah CINTA. Karena CINTA MEMBERI bukan MEMINTA. Konsep CINTA mayoritas manusia Bumi yang amat sempit, membuat dirinya hanya memikirkan pasangan dan keluarganya. Padahal CINTA yang sesungguhnya adalah kepada semua manusia, hewan, tumbuhan, Bumi, semua mahluk.

KASIH yang lebih dalam dapat dilihat dari kualitas-kualitas berikut: KASIH itu tak ada benci. KASIH tak ada keserakahan. KASIH tak ada kecemburuan. KASIH tak ada iri-dengki. KASIH tak ada kesombongan. KASIH itu tidak agresif. KASIH tak ada kebohongan. KASIH tak ada kompetisi. KASIH tak menyakiti. KASIH selalu melindungi. KASIH itu sabar menanggung segala sesuatu. KASIH tak melakukan hal yang tidak sopan.

Nah… dari kualitas-kualitas tersebut sudah berapa banyak yang ada pada diri kita? Sudahkah kita hidup dengan KASIH?

Selanjutnya adalah soal KESADARAN, orang yang sadar pasti mengerti. KESADARAN disini adalah pemahaman bahwa semua mahluk Tuhan adalah SATU, bagian dari Sang Sumber. Seseorang yang sadar bahwa setiap mahluk Tuhan terhubung, bahwa KITA SEMUA SATU, tak akan menyakiti yang lainnya. Ini bisa diibaratkan kita adalah satu tubuh. Jika salah satu bagian tubuh ada yang sakit, tentu seluruh tubuh akan merasakannya. 

Namun apa yang terjadi saat ini? Manusia menyakiti alam, Bumi tempat tinggalnya, manusia lain, bahkan dirinya sendiri. Polusi di tanah, air, udara, juga di tingkat ether dari pikiran dan emosi negatif manusia. Penganiayaan, pemerkosaan, pembunuhan, anarki, kompetisi, penipuan, diskriminasi, ketidakpedulian. Bahkan manusia Bumi bersuka ria atas semua itu. Semua hal negatif ini begitu pekat, terutama di daerah perkotaan, dimana manusianya sangat individualis.


KESADARAN yang selanjutnya adalah mengerti bahwa Tuhan tak hanya menciptakan manusia Bumi di jagat raya yang amat luas ini.

Kita tahu Tuhan kita Maha Bijaksana, Dia tak akan memboroskan energi yang besar, untuk menciptakan jagat raya ini hanya untuk satu ras manusia Bumi dan sisanya dibiarkan kosong begitu saja. Apalagi harus menunggu manusia Bumi untuk bisa menjangkau lalu menempatinya. Umur bumi kita setidaknya sudah 5 milyar tahun, selama itu bahkan untuk menjelajah angkasa raya ini saja manusia Bumi belum mampu. 

Pemahaman mayoritas manusia Bumi tentang mahluk Tuhan sangatlah sempit, yang mereka tahu hanya tumbuhan, hewan, manusia dan astral. Kenyataan bahwa jagat raya ini amatlah luas, dengan banyaknya planet/bintang yang ukurannya jauh lebih besar dari Bumi, penampakan crop circle, spaceship, pesan via channeling serta peradaban kuno yang berteknologi canggih, itu semua adalah bukti bahwa manusia Bumi tak pernah sendiri. Ditambah dogma-dogma yang mengatakan bahwa manusia Bumi adalah mahluk Tuhan paling sempurna, semakin membuat mereka besar kepala saja. 

Jika memang manusia Bumi adalah mahluk Tuhan paling sempurna, lalu apa kelebihan manusia Bumi dibanding astral? Melihat mereka saja kita tak mampu. Dari segi kemampuan fisik, jelas astral lebih unggul, astral mampu berubah-ubah bentuk, berumur panjang, mampu telepati, telekinesis, teleportasi. Dari segi spiritualitas astral lebih mengerti dibanding manusia Bumi. Dari ilmu pengetahuan & teknologi astral pun tak kalah dengan manusia. Lalu apa yang ingin kita banggakan?

Selanjutnya adalah SADAR bahwa setiap jiwa akan mengalami proses pembelajaran dalam hidupnya melalui proses reinkarnasi. Perjalanan hidup bagaikan sekolah, tujuannya untuk belajar, supaya paham makna hidup juga esensi Tuhannya. Seperti sekolah, kehidupan juga ada level/tingkatannya, itulah sebabnya mengapa ada perbedaan dimensi kehidupan di alam semesta ini. Jika kita telah lulus di suatu tahap, maka kita akan naik ke tahap selanjutnya, tahap yang lebih tinggi. Tetapi jika tidak lulus, akan mengulang di tahap yang sama, atau bahkan tahap yang lebih rendah. Saat kelulusan kita dari semua tahap adalah saat kita kembali pada Sang Sumber. Keberadaan astral di dimensi yang lebih tinggi dari manusia Bumi sudah jelas membuktikan adanya perbedaan dimensi dalam kehidupan mahluk-mahlukNya.

Konsep inilah yang sejak lama diajarkan oleh para avatar, spiritual master, lightworker seperti Jesus, Budha, Kwan Yin, Shiva dan lainnya. Mereka tak ingin disembah. Mereka ingin manusia Bumi menjadi master seperti mereka. Namun manusia Bumi malah salah menginterpretasikan ajaran mereka hingga kini.

Pada kenyataannya kebanyakan extraterrestrial (E.T.) sudah menguasai apa itu spiritualitas sesunguhnya. Oleh karena itu, mereka sudah dapat hidup di dimensi lebih tinggi. Mereka mengerti bahwa alur yang baik adalah dengan menguasai spiritualitas terlebih dahulu, barulah teknologi. Sehingga ilmu pengetahuan, teknologi, peradaban mereka maju dengan pesat. Merekapun mampu hidup harmonis dengan sesamanya juga alam. 

Berkebalikan dengan di Bumi dimana tanpa memperhatikan spiritualitas, teknologi berkembang, namun digunakan untuk perang dan merusak planetnya sendiri. Spiritual et sadar bahwa SEMUA MAHLUK DI ALAM SEMESTA ADALAH SATU. Untuk itu mereka tak henti-hentinya mengingatkan kita untuk meningkatkan spiritualitas seiring dengan masa transisi/transformasi/evolusi Bumi yang sudah di depan mata.

Seseorang yang sudah mengerti spiritualitas yang sesunguhnya akan menyadari bahwa planet ini sungguh-sungguh rusak. Bahwa Ibu Bumi sungguh-sungguh menderita karena ulah manusia dan ada di ambang kehancuran. Mereka akan merasa sangat tidak nyaman hidup di Bumi seperti ini.

Untuk itulah ada campur tangan Tuhan. Sekali lagi Tuhan kita yang sangat welas asih tak akan membiarkan mahlukNya menderita tanpa akhir. Tuhan sudah memutuskan penderitaan Ibu Bumi cukup sampai disini. Bumi harus bertransisi atau bertransformasi atau berevolusi dengan meningkatkan vibrasinya. Dan semua manusia yang ingin hidup di Bumi yang baru harus bisa menyesuaikan vibrasinya dengan Ibu Bumi. Jika tidak, maka tak akan bisa hidup di atasnya lagi. Untuk itu akan ada seleksi untuk memilih siapa-siapa yang berhak hidup di Bumi yang baru. 

Ini dilakukan dengan jalan pemurnian, pembersihan total dari semua energi negatif. Akan ada kekacauan dimana-mana, banyak sekali bencana, juga kehilangan. Tapi itu perlu dilakukan, demi terciptanya Bumi sesuai rencana Tuhan semula, demi tercipta kerajaan SurgaNya. Lalu bagaimana caranya untuk bisa menaikkan vibrasi kita supaya selaras dengan Ibu Bumi? Jawabannya adalah dengan meningkatkan spiritualitas.

Jadi sudah seberapa siapkah kita untuk menghadapi transisi tersebut, sudah seberapa spiritualkah diri kita?

Sumber: Psikologi Spiritual

Love~light~joy

Photo courtesy of thespiritscience.net and fullhdpictures.com

Popular posts from this blog

FKPPAI, Forumnya Para Pemilik Ilmu 'Linuwih'

"Dibentuknya komunitas ini juga untuk mewadahi para paranormal supaya dalam kinerjanya mengedepankan kode etik, baik kepada sesama paranormal maupun masyarakat." Profesi ini kerap dipandang sebelah mata oleh berbagai pihak. Padahal, keberadaannya juga dibutuhkan oleh berbagai kalangan untuk memperoleh kesembuhan atau hal lainnya. Bahkan tak jarang, kepiawaian paranormal pun dipakai oleh pengusaha, pejabat, politisi dan selebriti yang ingin mendongkrak popularitasnya. Ya, dunia paranormal sebagai penyembuh alternatif memang sudah tak asing bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat juga menilai paranormal sebagai seseorang yang bisa menggunakan kekuatan indera keenam untuk melihat sesuatu yang jauh di masa depan.

Berkomunikasi Secara Batin dengan Seseorang

Seringkali komunikasi secara verbal tidak memungkinkan kita lakukan terhadap seseorang, karena berbagai alasan. Oleh karena itu, mungkin lebih efektif bila kita melakukan komunikasi secara batin saja. Beginilah caranya.... Carilah tempat yang tenang, duduklah dengan santai, dan bernafaslah dalam-dalam perlahan-lahan. Tutuplah mata. Sejenak heningkan cipta. Fokuskan perhatian pada keluar-masuknya udara pernafasan anda, rilaksasikan seluruh tubuh, masukilah keheningan yang dalam.  Mohonlah kepada Tuhan agar diperkenankan menghadirkan spiritnya seseorang yang ingin Anda ajak berkomunikasi. Bayangkan kehadiran dia di hadapan Anda. Sambutlah kedatangannya dengan baik. Ambillah waktu beberapa menit untuk melihat bayangan tamu Anda dengan jelas. Perhatikan perasaan, gagasan atau apa saja yang muncul di hadapan anda. Jangan kaget, jangan menilai, terima saja apa adanya yang anda rasakan. Sampaikan maksud dan tujuan Anda mengundang dan menghadirkan dia. Bayangk

Seroja Jakarta | Perankan Skenario Hidup Bahagia!

Seroja Jakarta | Hidup ini seperti serial sinetron yang biasa ditayangkan di stasiun TV. Episode yang kemarin mungkin Anda berperan sebagai seorang yang kehilangan kekasihnya. Sehingga hidup Anda akan diliputi kemurungan, kesedihan, dan keputus-asaan. Namun episode sekarang ini... mungkin suasananya akan lebih menyenangkan karena Anda akan dipertemukan dengan kekasih Anda! Mainkanlah peran Anda sesuai tuntutan skenario!

BLOG ENTRY

Show more